PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesehatan serta kelancaran dalam terselesainkan tugas ini
dengan tepat waktu dan sesuai dengan judul “GANGGUAN ORIENTASI REALITA
(WAHAM).Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa .
Penyusun mendapat beberapa literatur
yang berhubungan dengan pokok pemasalahan dalam model konsep keperawatan
komunitas ini. Kritik serta saran selalu kami tunggu guna kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Jombang, Oktober 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ilmu kedokteran jiwa,
dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada penderita gangguan mental yang
merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikir. Waham atau delusi
merupakan keyakinan palsu yang timbul tanpa stimulus luar yang cukup dan
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Tidak realistik, Tidak logis, Menetap,
Egosentris, Diyakini kebenarannya oleh penderita, Tidak dapat dikoreksi,
Dihayati oleh penderita sebagai hal yang nyata, Penderita hidup dalam wahamnya
itu, Keadaan atau hal yang diyakini itu bukan merupakan bagian sosiokultural
setempat .
Penderita menggunakan penyangkalan
dan proyeksi sebagai mekanisme mental yang penting dalam pembentukan
keadaan.Terjadi perlahan-lahan,kompleks, dan ditandal oleh delusi yang cukup
rinci dan logis .Biasanya terlihat pada penderita yang memiliki kemampuan
superior atau unik Kepribadian dasar utuh dan dipertahankan walau keadaan
tersebut berkepanjangan. Tidak terdapat halusinasi Status paranoid : Delusi bersifat
kurang logis dan kurang sistematik (seperti pada paranoia) tetapi masih tidak
aneh (bizarre) atau terputus-putus (seperti pada skizofrenia
paranoid),Berlangsung lebih singkat daripada paranoia,Disertai dengan ketidak
mampuan seperti tuli, alkoholisme, pengasingan diri, penyalah gunaan
amphetamine.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masalah
Utama
Gangguan orientasi realita : Waham
2.2
Tinjauan
Teori
a)
Definisi
Waham merupakan salah satu gangguan
orientasi realitas. Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien
menilai dan berespons pada realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsangan
internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien
tidak mampu memberi respons secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar
dimengerti dan mungkin menakutkan.
Gangguan orientasi realitas
disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu fungsi kognitif dan isi fikir;
fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi sosial. Gangguan pada
fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan menilai dan menilik
terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial mengakibatkan kemampuan
berespons terganggu yang tampak dari perilaku non verbal (ekspresi muka,
gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). Oleh karena
gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka gangguan atau
respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.
·
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan
perkembangan seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang,
pertengkaran orang tua dan aniaya.(Budi Anna Keliat,1999).
·
Waham adalah
keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan
kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum.
·
Waham adalah
keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi dengan menggunakan
logika. (Ann Isaac, 2004)
·
Waham adalah
keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya atau
tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, biarpun
dibuktikan kemustahilannya. (Maramis,W.F,1995)
·
Waham adalah
keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. (Harold
I, 1998).
·
Waham adalah
keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang
lain dan bertentangan dengan realitas sosial. (Menurut Gail W. Stuart)
·
Jadi ,Waham
adalah Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan
atau tidak sesuai dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan.
b)
Klasifikasi
·
Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan
yang sedang mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai
atau kejelekannya sedang dibicarakan.
·
Waham
Somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak
mungkin benar, umpamanya bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada
seekor kuda didalam perutnya.
·
Waham
Kebesaran
Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan,
pendidikan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu
Kecantikan, dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau
mobil.
·
Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan
dan diucapkan secara berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
·
Waham Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan
yang besar, yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas
suatu kejadian yang tidak baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya
yang tidak baik.
·
Waham
Pengaruh
Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya
diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain atau suatu kekuatan yang aneh.
·
Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau
kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan
secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
·
Waham
Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia
atau meninggal yang dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan.
·
Delusion of
reference
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada
hubunganya dengan dirinya.
·
Waham
kendali pikir (thought of being controlled).
·
Penderita
percaya bahwa pikirannya, perasaan atau tingkah lakunya dikendalikan oleh
kekuatan dari luar.
·
Waham
Hipokondri.
Penderita percaya bahwa di dalam dirinya ada benda
yang harus dikeluarkan sebab dapat membahayakan dirinya.
·
Waham
Cemburu.
Cemburu disini adalah cemburu yang bersifat patologis
(berlebih)
·
Waham
Diancam.
Kepercayaan atau keyakinan bahwa dirinya selalu
diikuti, diancam, diganggu atau ada sekelompok orang yang memenuhinya.
·
Waham
Bersalah.
Percaya bahwa dirinya adalah orang yang bersalah
·
Waham Tak
Berguna.
Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga sering
berpikir lebih baik mati (bunuh diri)
·
Waham
Miskin.
Percaya bahwa dirinya adalah orang yang miskin.
2.3
Etiologi
Proses terjadinya Waham:
·
Individu
diancam oleh lingkungan, cemas dan merasa sesuatu yang tidak menyenangkan.
·
Individu
mengingkari ancaman dari persepsi diri atau objek realitas yang menyalahartikan
kesan terhadap kejadian.
·
Individu
memproyeksikan pikiran, perasaan dan keinginan negative atau tidak dapat
diterima menjadi bagian eksternal.
·
Individu
memberikan pembenarn atau interpretasi personal tentang realita pada diri
sendiri atau orang lain.
a)
Faktor
Predisposisi
Ø Faktor
Biologis
·
Gangguan
perkembangan otak, frontal dan temporal
·
Lesi pada
korteks frontal, temporal dan limbik
·
Gangguan
tumbuh kembang
·
Kembar
monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur
Ø Faktor
Genetik
·
Gangguan
orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizoprenia
Ø Faktor
Psikologis
·
Ibu pengasuh
yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif
·
Hubungan
dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan
·
Konflik
perkawinan
·
Komunikasi “double
bind”
Ø Sosial
budaya
·
Kemiskinan
·
Ketidakharmonisan
sosial
·
Stress yang
menumpuk
Ø Neurobiologis
·
Adanya
gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
Ø Neurotransmitter
·
abnormalitas
pada dopamine, serotonin dan glutamat.
Ø Virus
paparan virus influensa pada trimester III
Ø Psikologis
·
ibu
pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
b)
Faktor
Presipitasi
Ø Stressor
sosial budaya
·
Stres dan
kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga, perpisahan
dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari kelompok.
Ø Faktor
biokimia
·
Penelitian
tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat halusinogen diduga
berkaitan dengan orientasi realita
Ø Faktor
psikologis
·
Intensitas
kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya kemampuan mengatasi
masalah memungkinkan berkurangnya orientasi realiata
2.4
Karakteristik
·
Klien
percaya bahwa keyakinannya benar
·
Bersifat
egosentris
·
Tidak sesuai
dengan rasio atau logika
·
Klien hidup
menurut wahamnya
2.5
Manifestasi
Klinis
a) Azis R dkk,
2003
·
Klien
mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan,
keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
·
Klien tampak
tidak mempunyai orang lain.
·
Curiga
·
Bermusuhan
·
Merusak
(diri, orang lain, lingkungan)
·
Takut,
sangat waspada
·
Tidak tepat
menilai lingkungan/ realitas
·
Ekspresi
wajah tegang
·
Mudah
tersinggung
b) Budi Anna
Keliat, 1999
·
Perasaan
malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
(rambut botak karena terapi)
·
Rasa
bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
·
Gangguan
hubungan sosial (menarik diri)
·
Percaya diri
kurang (sukar mengambil keputusan)
·
Mencederai
diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin
klien akan mengakiri kehidupannya.
Tanda dan gejala secara umum :
Ø Kognitif :
·
Tidak mampu
membedakan nyata dengan tidak nyata
·
Individu
sangat percaya pada keyakinannya
·
Sulit
berfikir realita
·
Tidak mampu
mengambil keputusan
Ø Afektif
·
Situasi
tidak sesuai dengan kenyataan
·
Afek tumpul
Ø Perilaku dan
Hubungan Sosial
·
Hipersensitif
·
Hubungan
interpersonal dengan orang lain dangkal
·
Depresif
·
Ragu-ragu
·
Mengancam
secara verbal
·
Aktifitas
tidak tepat
·
Streotif
·
Impulsive
·
Curiga
Ø Fisik
·
Higiene
kurang
·
Muka pucat
·
Sering
menguap
·
BB menurun
·
Nafsu makan
berkurang dan sulit tidur
2.6
Akibat dari
WAHAM
Klien dengan waham dapat berakibat
terjadinya resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai
merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri,
orang lain dan lingkungan.
Tanda dan Gejala :
·
Memperlihatkan
permusuhan
·
Mendekati
orang lain dengan ancaman
·
Memberikan
kata-kata ancaman dengan rencana melukai
·
Menyentuh
orang lain dengan cara yang menakutkan
·
Mempunyai
rencana untuk melukai
2.7
|
WOC
2.8
Mekanisme
Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien
dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang
maladaptif meliputi :
·
Regresi :
berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas
·
Proyeksi :
sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
·
Menarik diri
·
Pada
keluarga ; mengingkari
a) Perilaku
·
Waham agama
: keyakinan seseorang bahwa ia dipilih oleh Yang Maha Kuasa atau menjadi utusan
Yang Maha Kuasa.
·
Waham
somatik : keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya sakit atau
terganggu.
·
Waham
kebesaran : keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kekuatan yang istimewa.
·
Waham
paranoid : kecurigaan seseorang yang berlebihan atau tidak rasional dan tidak mempercayai
orang lain, ditandai dengan waham yang sistematis bahwa orang lain “ingin
menangkap “ atau memata-matainya.
·
Siar pikir ;
waham tentang pikiran yang disiarkan ke dunia luar.
·
Sisip pikir
; waham tentang pikiran yang ditempatkan ke dalam benak orang lain atau
pengaruh luar.
b) Rentang
respon perilaku adaptif-maladaptif
Respon adaptif
Respon maladaptif
|
|
||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||
NURSING PROCCESS
A.
PENGKAJIAN
·
Aktivitas
dan istirahat
Gangguan tidur, bangun lebih awal, insomnia, dan hiperaktivitas.
·
Higiene
Kebersihan personal kurang, terlihat kusut/ tidak
terpelihara.
·
Integritas
ego
Dapat timbul dengan ansietas berat, ketidakmampuan
untuk rileks, kesulitan yang dibesar-besarkan, mudah agitasi.
Mengekspresikan persaaan tidak adekuat, perasaan tidak
berharga, kurang diterima, dan kurang percaya pada orang lain. Menunjukkan
kesulitan koping terhadap stres, menggunakan mekanisme koping yang tidak
sesuai.
·
Neurosensori
Mengalami emosi dan prilaku kongruen dengan sistem keyakinan/ketakutan
bahwa diri ataupun orang terdekat berada dalam bahaya karena diracuni atau
diinfeksi, mempunyai penyakit, merasa tertipu oleh pasangan individu, dicurangi
oleh orang lain, dicintai atau mencintai dari jarak jauh.
·
Keamanan
Dapat menimbulkan prilaku berbahaya/menyerang
·
Interaksi
sosial
Kerusakan bermakna dalam fungsi sosial/perkawinan
·
Umumnya
bermasalah dengan hukum.
B.
MASALAH
KEPERAWATAN
No
|
Data
|
Masalah
|
Data Objektif:
·
Klien
bicara kacau
·
Binggung
·
Pembicaraan
berbelit-belit
|
Kerusakan komunikasi verbal
|
|
Data Subjektif :
·
Klien
mengatakan hal-hal yang tidak sesuai kenyataan
·
Klien
mengatakan berulang kali
Data Objektif :
·
Klien tampak
binggung
|
Perubahan proses pikir :
waham
|
|
Data Subjektif :
·
Klien
merasa malu berinteraksi dengan orang lain
Data Objektif :
·
Ekspresi muka sedih dan murung
|
Gangguan konsep diri
berhubungan dengan harga diri rendah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar