ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT
1. Anatomi dan Fisiologi kulit
Kulit
merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis
dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas adalah
lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusidum,
stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas sel
keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu
pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis
yang dibentuk oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf
tepi, pembuluh darah dan getah bening.Selain lapisan-lapisan di atas, kulit
juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu
disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang terdiri
atas kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula
sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut)
dan yang di atas kulit (batang rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan
lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan kaki. ( www.kankerkulit.com diakses 23
desember 2010 ).
Kulit
merupakan organ yang paling luas permukaan nya yang membungkus seluruh bagian
luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.
Fungsi kulit
:
·
Sebagai
proteksi. Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis dan mekanis.
·
Sebagai
proteksi rangsangan kimia. Dapat terjadi karena sifat stratum kornium yang
impermiabel terhadap berbagaizat kimia dan air.
·
Fungsi
absorsi. Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan ,dan benda padat
tetapi larutan yang mudah menguap mudah di serap begitu juayang larut dalam
lemak.
·
Fungsi kulit
sebagai pengatur panas.
·
Fungsi
ekskresi. Kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi atau
zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl dan amoniak.
·
Fungsi
persepsi.kulit mengandung ujung – ujung syaraf sensorik di dermis dan sub kutis
respon terhadap rangsangan panas di perankan oleh dermis dan subkutis, terhadap
dingin di perankan oleh dermis perabaan diperan kan oleh papila dermis dan
markel renvier, sedangkan tekanan di perankan oleh epidermis . ( syarifudin,2006
: 314 -316 ).

Kulit
terdiri atas dua lapisan epidermis dan dermis di bawah nya meskin secara teknis
bukan bagian kulit, hipodermis berada di bawah dermis. Kulit melakukan berbagai
fungsi :
·
Perlindungan
diberi oleh kulit dari invansi biologi, kerusakan kulit dan radiasi ultra
violet
·
Sensasi
sentuhan rasa sakit dan panas di berikan oleh ujung syaraf
·
Termoregulasi
( pengaturan suhu) di tunjang melalui berkeringat dan pengaturan aliran darah
yang melewati kulit
·
Metabolisme
vitamin D ada di kulit
·
Penyimpanan
darah yang dapat di pindahkan kebagian
tubuh yang lain ketika di perlukan terjadi di dalam kulit
·
Eksresi/
pengeluaran garam dan sejumlah zat sisa ( amoniak dan urea) terjadi dalam
produksi keringat. ( Anatomi dan Fisiologi,Phillip E.Pack,Ph.D :2007 hal 54 –
55).
2. Pengertian
Kanker
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal dan tidak terkontrol sehingga bisa mengganggu dan
merusak sel-sel jaringan lain.
(www.nutritionist-to-be %23Patofisiologi - Sel Kanker.com di akses 23
desember 2010)
Kanker kulit
nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat, dengan
perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Karsinoma Sel
Basal (KSB) merupakan 70 – 80% dari semua kanker kulit nonmalenoma. Karsinoma
Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit
nonmalenoma, lebih bermakna karena kemampuan metastasinya. Angka insidensi
meningkat secara dramatis sejak dekade terakhir ini. Walaupun lebih sering
terjadi pada laki-laki, sejak tahun-tahun terakhir perbedaan jenis kelamin ini
menjadi kurang menonjol. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073)
Kanker kulit
ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak
terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker
kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi
yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel
skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali
digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma (KKNM). (www.kankerkulit.com diakses
tanggal 23 desember 2010 ).
Melanoma maligna adalah tahi lalat
atau bercak kecoklatan kulit yang ganas dan merupakan kanker kulit yang paling
berbahaya. Kanker ini berkaitan dengan pajanan yang berlebihan terhadap radiasi
ultra violet paling sering menyerang individu berkulit terang dan berambut
pirang atau merah. Penyakit ini ditandai perubahan dalam warna, bentuk dan
ukuran tahi lalat atau tahi lalat yang berdarah atau gatal. Prognosis
bergantung pada ketebalan breslow
penetapan stadium yang melibatkan penetuan status kelenjar limfe dengan biopsi
kelenjar sentinel. Karsinoma sel basal atau ulkus rodens merupakan kanker kulit
yang paling sering penyakit ini umum nya terkalit dengan pajanan terhadap sinar
matahari yang berlansung bertahun – tahun. Misalnya individu yang bekerja di
luar ( pekerja bangunan) atau mereka yang berkulit terang dan tinggal di dekat
khatulistiwa meskipun menyebabkan kerusakan lokal yang luas namaun kanker ini
tidak pernah bermetatastis. Karsinoma sel skuamosa adalah sel kanker invasit
yang jika di biarkan dapat bermetastatis. Terapi kanker ini mungkin eksisi yang
luas. ( eksklopedia keperawatan: 2009 hal 334 – 335).
Etiologi
Penyebab
karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa adalah multifactor, dengan
faktor lingkungan dan pejamu berperan penting. Factor pejamu selain usia dan
jenis kelamin adalah keturunan Celtic, warna kulit terang, kecenderungan mudah
terbakar sinar matahari, radiodermatitis, luka bakar termal, serta jaringan
parut dan ulkus kronik tertentu. Beberapa penyakit herediter dikaitkan dengan
kanker kulit (mis. Xeroderma pigmentosum). Di antara penyebab lingkungan,
pajanan sinar matahari, terutama spectrum ultraviolet B (UV-B), tampaknya
merupakan factor yang paling bermakna. Banyak terdapat bukti yang menunjang
peran pajanan UV-B kronik pada kulit dalam pathogenesis kanker kulit. Insidensi
tumor ini meningkat seiring dengan penurunan garis lintang. Sebagian besar
tumor timbul di bagian tubuh yang terpajan matahari di kepala dan leher dan
lebih sering di sisi kiri di Amerika Serikat dan di sisi kanan di Inggris,
mungkin berkaitan dengan pajanan asimetrik sewaktu mengendarai mobil. Insidensi
yang lebih tinggi terjadi pada individu yang bekerja di luar rumah. Seiring
dengan semakijn menipisnya lapisan ozon protektif, dapat diperkirakan akan
terjadi peningkatan insidensi kanker kulit. Di antara karsinogen kimia, arsen
adalah yang terpenting. Pajanan biasanya melalui obat atau air sumur. Kanker
kulit pada individu yang terkena mungkin dijumpai dengan atau tanpa tanda
arsenisme kronik di kulit. Pasien transplantasi yang mendapat terapi
imunosupresif kronik sangat rentan terhadap karsinoma sel skuamosa. Frekuensi
kanker kulit setara dengan lama
imunosupresif dan tingkat pajanan matahari. Papilomavirus manusia (HPV) dan
UV-B dapat berfungsi sebagai kokarsinogen. Kanker kulit tidak jarang ditemukan
pada pasien yang terinfeksi oleh HIV dan mungkin lebih agresif dalam situasi
ini (lihat bab. 279). Seiring dengan meningkatnya harapan hidup pasien HIV,
kanker kulit mungkin juga akan semakin menjadi masalah. (Prinsip-prinsip Ilmu
Penyakit Dalam hal. 2073)
Penyebab lain karsinoma basal adalah
pengobatan radiologi sebelumnya menyembuhkan penyakit kulit lain, kontak dengan
arsen, dan gangguan genetik yang jarang ( xeroderma, pigmentorsum dan sindrom
karsinoma sel basal nevoid). Sinar ultra violet panjang UVA yang di pancarkan
oleh alat yang membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar matahari dan
juga merusak epidermis dan di anggap sebagai karsinogenik. Karsinoma sel
skuamosa secara khas muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari dengan
keratosis aktinik multifel. Sinar matahari merupakan faktor etiologi utama sel
skuamosa. Kebayakan melanoma maligna
timbul pada usia 40 – 70 tahun tetapi ada peningkata usia 20 – 40 tahun. (
patofisiologi, Sylvia A.Price : 2006 hal 1456 -1458 ).
Karsinoma
sel basal adalah keganasan yang berasal dari sel basal epidermis. Terdapat
beberapa tipe klinis karsinoma sel basal. Yang tersering adalah karsinoma sel
basal nodululseratif, yang berawal sebagai nodus kecil berkilap seperti lilin,
sering memperlihatkan pembuluh telangiektatik di permukaannya. Ukuran nodus
membesar perlahan dan mungkin mengalami ulserasi di bagian tengahnya. Dapat
ditemukan melanin dalam jumlah bervariasi di dalam tumor. Karsinoma sel basal
dengan penimbunan pigmen dalam jumlah besar membentuk karsinoma sel basal
pigmen. Walaupun secara klinis tidak lebih agresif daripada varian nodululseratif,
tumor ini seperti dikira melanoma maligna. Karsinoma sel basal morfeaformis
(fibrosa) bermanifestasi sebagai plak soliter yang datar atau sedikit cekung,
berindurasi, dan keputihan atau kekuningan. Batas biasanya tidak jelas. Dari
varian karsinoma sel basal, varian ini adalah yang paling agresif dan cenderung
kambuh. Karsinoma sel basal superficial terdiri dari satu atau beberapa plak
eritematosa berskuamosa yang membesar perlahan. Walaupun lebih sering ditemukan
di badan dan ekstremitas, kepala dan leher juga dapat terkena. Lesi dapat
disangka dermatosis meradang yang jinak, terutama eczema numularis dan
psoriasis. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam hal. 2073)
Karsinoma
sel skuamosa (KSS) kulit primer adalah neoplasma maligna dari sel epidermis
yang mengalami keratinisasi. Tidak seeprti karsinoma sel basal, yang memiliki
potensi metastasis yang sangat rendah. Karsinoma sel skuamosa dapat
bermetastasis dan tumbuh cepat. Gambar klinis karsinoma sel skuamosa sangat
bervariasi. Umumnya muncul sebagai nodus bertukak atau erosi superficial di
kulit atau bibir bawah, tetapi lesi juga dapat berupa papula atau plak
verukosa. Tidak seperti karsinoma sel basal, jarang dijumpai telangiektasia di
atasnya. Batas tumor mungkin tidak jelas, dan dapat berupa terjadi fiksasi ke
jaringan di bawahnya. Karsinoma sel skuamosa kulit dapat muncul di bagian tubuh
mana saja tetapi biasanya terdapat di kulit yang mengalami kerusakan akibat
pajanan matahari.
Karsinoma
sel skuamosa memiliki beberapa bentuk pramaligna (keratosis aktinik, keilitis
aktinik, dan sebagian kornu kutaneum) dan bentuk in situ (mis. Penyakit Bowen) yang terbatas di epidermis. Keratosis
aktinik (KA) dan keilitis adalah papula dan plak hiperkeratotik yang timbul di
daerah terpajan sinar matahari. Walaupun potensi mengalami degenerasi maligna
rendah risiko karsinoma sel skuamosa meningkat seiring dengan pertambahan
jumlah lesi. Penyakit Bowen tampil sebagai plak eritematosa berskuama yang
terdapat di kulit yang terpajan matahari maupun yang tertutup. Terdapat silang
pendapat mengenai keterkaitan penyakit Bowen, dengan keganasan alat dalam;
namun, bukti-bukti terakhir mengisyaratkan tidak adanya hubungan bermakna bila
factor predisposisi lain (mis. Arsen) tidak ada. Terapi lesi pramaligna dan
lesi in situ mengurangi risiko penyakit invasif. (Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit
Dalam hal. 2074)
3. Patofisiologi
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
|||||||||||||||||||||||||||||
![]() |
( Dasar
patologis penyakit, Robbins dan Cotran. Hlm 178 )
4. Tanda dan
gejala
Benjolan
pada kulit yang menyerupai kutil (mengeras seperti tanduk), infeksi yang tidak
sembuh - sembuh, bintik-bintik berubah warna dan ukuran, rasa sakit pada daerah
tertentu, perubahan warna kulit berupa bercak-bercak. (www.cancerhelps.com diakses 23
desember 2010 ).
Bagian tubuh
yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit kepala. Adapun
tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat,
kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan
seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh. Informasi ini
sangat penting sekali bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang kemudian
mengalami perubahan baik warna, ukuran maupun bentuknya, Tahi lalat terkadang
terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah. Sel kanker ini tumbuh dari
melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin.Kanker
ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B=
Border atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang
bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan
dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya
lebih besar dari 6 mm. (www. pengobatan-penyakit-kanker-kulit.com di akses 23
desember 2010).
karsinoma
sel basal biasanya terlihat seperti kecil, tumbuh lambat mengilap benjolan
merah muda atau merah. Kadang pembuluh darah kecil dapat dilihat dalam tumor.
Mereka biasanya muncul di wajah, kulit kepala, telinga dan bahu. Jika tidak
diobati, mereka cenderung sering berdarah. Bentuk kanker kulit paling mematikan
dan dengan perawatan yang tepat, dapat sepenuhnya disembuhkan dalam waktu
singkat. Karsinoma sel skuamosa biasanya merah muda, menebal patch terkena
sinar matahari, kulit. Jika tidak diobati, ia cenderung menjadi berkerak,
memborok atau perdarahan dan dapat berkembang menjadi massa yang besar. Sel
skuamosa kedua yang paling umum kanker kulit, melainkan fatal tetapi tidak
fatal seperti melanoma. Sebagian besar melanoma adalah coklat hingga hitam
tampak lesi dengan perbatasan tidak teratur. Tanda-tanda yang mungkin menunjukkan
melanoma maligna termasuk perubahan diameter, bentuk, warna atau ketinggian
tahi lalat. Tanda-tanda lain adalah munculnya tahi lalat baru pada batang
selama masa dewasa, leher atau kepala atau nyeri, gatal, inflamasi, ulserasi
atau perdarahan di mol yang ada. ( www. Informasi Gejala Kanker Kulit2.com di
akses 23 desember 2010 ).
5. Pemeriksaan
Diagnostik
Tes seleksi
tergantung riwayat, manifestasi klinik dan indeks kecurigaan kanker tertentu.
Skan ( misalkan MRI,CT,galllium) dan ultrasound : dilakukan untuk tujuan
dignostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respon pada pengobatan. Biopsi
(aspirasi, eksisi jarum, melubangi): dilakukan untuk mendiagnosis banding dan
menggambarkan pengobatan yang dapat dilakukan melalui sumsum tulang, kulit,
organ, dan sebagai nya. Contoh : sumsum tulang dilakukan pada penyakit
mieloproliferatif untuk mendiagnosis pada tumor solid untuk pentahapan. Penanda
tumor ( zat yang dihasilkan dan disekresi oleh sel tumor dan di temukan dalam
serum, misalnya CEA, antigen spesifik prostat, alfa – feto protein, HGC,
kalsitonin. Dapat membantu dalam mendiagnosis tetapi bermanfaat sebagai
prognostik atau monitor terapeutik. Reseptor ekstrogen dan progesteron adalah
esai yang dilakukan pada jaringan payudara untuk memberikan informasi tentang
apakah atau bukan manipulasi hormonal akan teraupetik pada kontrol penyakit
metastatik. Tes kimia skrining: misal elektrolit ( natrium, kalium, kalsium);
tes ginjal (BUN/Cr); tes hepar( bilirubin,AST/SGOT alkalin fosfat, LDH). Tes
tulang ( alkalin fosfat, kalsium). JDL dengan diferensial dan trombosit : dapat
menunjukan anemia, perubahan pada SDM dan SDP; trombosit berkuarang atau
meningkat. Sinar x dada : menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.
( dougues :
hal 999).
ASUHAN KEPERAWATAN KANKER KULIT
1. Pengkajiaan
·
Aktivitas/
istirahat
Gejala :
kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada
malam hari; adanya faktor – faktor yang mempengaruhi tidur misal nya nyeri,
ansietas, berkeringat malam. Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latiahan.
Pekerjaan atau profesi dengan karsinogen lingkungan, tingakat stres tinggi. (
doenges : hal 997 ).
·
Sirkulasi
Gejala :
palpitasi, nyeri dada pada pengaruh kerja.
Kebiasaan :
perubahan pada tekanan darah.
·
Integritas
ego
Gejala :
faktor stress ( keuangan, pekerjaan perubahan peran) dan cara mengatasi stress
( misal merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/
spritual).
Masalah
tentang perubahan dalam penampilan mis.,alopesia,lesi cacat,pembedahan.
Menyangkal
diagnosis,perasaan tidak berdaya,putus asa,tidak mampu,tidak bermakna,rasa
bersalah,kehilangan kontrol,depresi. Tanda:menyangkal,menarik diri,marah. ( doenges : hal 997-
998)
·
Eliminasi
Gejala:perubahan
pada pola defekasi mis.,darah pada feses,nyeri pada defekasi.
Perubahan
eliminasi urinarius mis.,nyeri atau rasa terbakar pada saat
berkemih,hematuria,sering berkemih.
Tanda:perubahan
pada bising usus,distensi abdomen. ( doenges : hal 998)
·
Makanan/Cairan:
Gejala:Kebiasaan
diet buruk(mis.,rendah serat,tinggi lemak,aditifbahan pengawet).
Anoreksia,mual/muntah.Intoleransi
makanan. Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, kakaksia,
berkurangnya massa otot .
Tanda:
perubahan pada kelembapan/ tiurgor kulit; edema. ( doenges : hal 998)
·
Neurosensorik
Gejala :
pusing; sinkope ( doenges : hal 998)
·
Nyeri /
kenyamanan
Gejala :
tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidak nyamanan ringan sampai
nyeri berat ( di hubingkan dengan proses penyakit). ( doenges : hal 998)
·
Pernafasan
Gejala :
merokok ( tembakau, mariyuanandan hidup dengan seseorang perokok.). pemajananan
asbes. ( doenges : hal 998)
·
Keamanan
Gejala :
pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/ berlebihan.
Tanda :
demam. Ruam kulit, ulserasi. ( doenges : hal 998)
·
Seksualitas
Gejala :
masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan.
Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun. Multigravida, pasangan seks
multipel, aktivitas seksual dini. Herpes genital. ( doenges : hal 998)
·
Interaksi
Sosial
Gejala :
ketidakadekuatan/ kelemahan sistem pendukung. Riwayat perkawinan ( berkenaan
dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan). Masalah tentang fungsi /
tanggung jawab peran. ( doenges : hal 998 - 999).
2. Diagnosa
keperawatan
1) Ansietas
berhubungan dengan krisis situasi (doenges : hal 1000)
2) Gangguan
harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau
radioterapi. ( dounges : hal 1003)
3) Nyeri
akut berhubungan berhubungan dengan
proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai
vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.). ( doenges : hal 1005)
4) Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi (
doenges : hal 1006)
5) Kekurangan
vulome cairan berhubungan dengan kerusakan
kulit. ( doenges : hal 1008)
6) Resiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi. ( doenges : hal 1010)
7) Resiko
tinggi kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan perubahan status nutrisi.(doenges : hal 1013)
8) Kurangnya
pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif. ( dounges : hal 1018)
3. Intervensi
keperawatan
1). Ansietas
berhubungan dengan krisis situasi (doenges : hal 1000).
Intervensi :

Rasional :
Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan
konsep berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.

Rasional :
Memberikan
kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta kesalahan konsep tentang
dignosis.

Rasional :
Memberikan
keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak; berikan respek penerimaan
individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.

Rasional :
Keterampilan
koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang berbeda.
Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkin kan individu mengenal dan
menghadapi rasa takut dan untuk meyakini bahwa strategi kontrol/ koping
tersedia.

Rasional :
Memudahkan
istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan kemampuan koping.
2). Gangguan
harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau
radioterapi. ( dounges : hal 1003)
Intervensi :

Rasional :
Membantu
dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah.

Rasional :
Dapat
membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan atau
merangsang kemnajuan penyakit.

Rasional :
Meskipun
beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan efek kanker atau efek
samping terapi banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode ini.

Rasional :
Pemastian
individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan
dan keraguan diri.
3). Nyeri
akut berhubungan berhubungan dengan
proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai
vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.). ( doenges : hal 1005)
Intervensi :

Rasional :
Informasi
memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan intervensi.
Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di gabungkan dengan baik
respons fisik dan emosional.

Rasional :
Ketidak
nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit terbakar, nyeri
punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/ agen yang digunakan.

Rasional :
Meningkatkan
relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.

Rasional :
Memungkin
kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkat kan rasa kontrol.

Rasional :
Tujuan nya
adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
4).
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi
kemoterapi ( doenges : hal 1006)

Rasional :
Mengidentifikasi
kekuatan/ defisiensi nutrisi.

Rasional :
Membantu dan
mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya bila berat badan dan
pengukuran antropometrik kurang dari normal.

Rasional :
Kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan produk
sisa). Sumplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahan kan masukan
kalori dan protein adekuat.

Rasional :
Membuat
waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan masukan.

Rasional :
Dapat
mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan anoreksia, dan
memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
5).
Kekurangan vulome cairan berhubungan
dengan kerusakan kulit. ( doenges : hal 1008)
Intervensi :

Rasional:
Keseimbangan
cairan negatif terus menerus, menurunkan keluaran renal dan konsentrasi urine
menunjukan terjadi nya dehidrasi dan perlu nya peningkatan penggantian cairan.

Rasional :
Pengukuran
yang sensitif terhadap fluktasi keseimbangan cairan.

Rasional :
Menunjukan
keadekuatan volume sirkulasi. Indikator tidak langsung dari status hidrasi/
derajat kekurangan.

Rasional :
Membantu
memelihara kebutuhan cairan dan menurunkan resiko efek samping yang
membahayakan diri misal sistisis hemoragi pada pasien yang mendapat
siklofosfamid.
6). Resiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi. ( doenges : hal 1010)
Intervensi :

Rasional :
Lindungi
pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf yangmengalami
ISK.

Rasional :
Membantu
potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.

Rasional :
Peningkatan
suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti inflamsi
karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses penyakit
atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat
untuk di mulai dengan segera.

Rasional :
Menurunkan
resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
7). Resiko
tinggi kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan perubahan status nutrisi.(doenges : hal 1013)

Rasional :
Efek
kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi.
Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab ( lepuh)
ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga
dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen
kemoterapi.

Rasional:
Mempertahankan
kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

Rasional :
Membantu
mencegah friksi/ trauma kulit.

Rasional :
Dapat
meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.

Rasional ;
Dilakukan
untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.

Rasional :
Dapat
menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.
8).
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif. ( dounges : hal
1018)
Intervensi :

Rasional :
Memvalidasi
tngkat pemahamann saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar, dan memberikan
dasar pengetahuan di mana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi.

Rasional :
Membantu
identifikasi ide, sikap, rasa takut, kesalahan konsepsi, dan kesenjangan
pengetahuan tentang kanker.

Rasional :
Membantu
penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang di perlukan selama waktu
menyerap nya. Catatan kecepatan dan metode pemberian informasi perlu di ubah
agar menurunkan ansietas pasien dan meningkat nya kemampuan untuk mengasimilasi
informasi.

Rasional :
Meningkatkan
kemampuan untuk mengatur perawatan diri dan menghindari dpotensial komplikasi,
reaksi/ interaksi obat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar